welcome to the freak world

hidup akan terasa lebih indah jika kita sudah mampu mentertawakan diri sendiri

Senin, 23 Januari 2012

oyang-oyang


Oyang – Oyang
                       
            Saat ini negara kita sedang berada dalam era globalisasi, dimana untuk mendapatkan suatu informasi sangatlah mudah. Namun derasnya arus globalisasi tersebut menimbulkan multi efek dan berimplikasi pada semua bidang. Nah salah satu dampak negatif yang paling nampak adalah pola hidup remaja yang bergeser ke arah barat. Seks bebas pun bukan hal yang tabu lagi. Bahkan sudah menjalar ke remaja, bahkan anak kecil ! ironi memang...
            Mili memang baru duduk di kelas 7, namun jangan ditanya lagi tentang dandanannya! Sebagai ramaja yang sedang ranum-ranumnya, Mili terlihat paling asoy di antara kawan-kawannya. Dan setiap lelaki yang melihat, pasti greng karena kemolekan tubuh Mili.
            Mili memang bangga terhadap dirinya sendiri. Bagaimana tidak? Kulitnya putih mulus, wajahnya cantik, rambutnya hitam panjang terurai, tubuhnya sintal dengan dada dan pantat besar, padat dan berisi. Kelebihan yang dimiliki Mili itu tidak membuatnya sombong, angkuh dan tinggi hati. Melainkan menjadikannya pribadi yang dermawan dan rajin beramal dengan membagikan kelebihan yang dimilikinya itu pada orang-orang.
            Ya ! setiap berangkat sekolah, setidaknya dia beramal pada pak ojek, dan orang – orang yang berpapasan dengannya. Rok birunya sangat sempit dan memperlihatkan bentuk pantatnya, dan juga sangat pendek, hampir dua jengkal di atas lutut. Sedangkan baju putihnya tak kalah sempit dengan roknya, hingga memperlihatkan lekuk tubuhnya. Dan tentu saja, kancing baju yang terbuka dua di atas.
            Sungguh malang nian nasib bocah ini. Dia harus dewasa sebelum waktunya dan harus mengenal kejamnya dunia. Hiks...hiks.....
            Robert, seorang mahasiswa yang kos di tempat Mili seperti mendapat durian runtuh. Bagaimana tidak? Setiap hari selalu disuguhi pemandangan yang aduhai oleh anak pemilik kos. Sedangkan pemilik kosnya, orang tua Mili adalah orang yang super sibuk dan tidak pernah dirumah.
            Pernah suatu ketika Robert yang memiliki wajah yang tampan itu tak tahan melihat ke’mekaran Mili. Dengan bermodal gitar tua, Robert berusaha menarik perhatian Mili. Dinyanyikannya beberapa lagu keren anak gaul jaman sekarang di depan kamar. Jrenggg...jreng...jreng..... “darah muda...darahnya para remaja. Huooo....huooo.....” jreng...jreng...jreng.....
            Perhatian Mili pun terjerat oleh alunan lagu Robert yang gaul mampus. Dia melirik kepada Robert yang tengah bermain gitar. Hati Mili pun bergetar saat dilihatnya pria putih tinggi berhidung mancung itu sedang memainkan gitar. Dengan tank top warna putih super ketat Mili menghampiri Robert.
            “ Abang jago beud maen gitarna ea, ajarin Milli donkz.”
            “ Ah ga jago kok, biasa aja.” Robert merendah, padahal dirinya memang sudah rendahan.
            “ Ga kok, Mili tadi denger, baguz beud geto maen’na? Leh minta ajarin gag bang?”
            “ Boleh-boleh, di dalam kamar aja yuk.”
            Nah itulah awal kedekatan mereka. Bermula dari belajar gitar, belajar bahasa gaul anak sekarang, belajar bahasa tubuh sampai belajar biologi bersama.
            Hanya butuh waktu tiga minggu bagi Robert untuk mendapatkan hati, cinta, tubuh sang pujaan hati. Dan pada saat itu, di siang bolong, kedua sejoli itu sedang memadu kasih di bawah pohon cemara. Hehehe. Engga, sedang memadu kasih di dalam kamar Robert.
            Dan seperti biasa, mereka melakukan hal yang tidak senonoh dan tidak pantas dilakukan bagi anak di bawah umur. Robert memasang posisi berlutut di atas kasur membelakangi pintu dan jendela kamarnya. Wajahnya menghadap ke foto dirinya dan Mili di tembok. Sedangkan Mili tertidur di bawahnya dengan sandaran bantal tinggi. Di depan mulut Mili terdapat ‘anu’nya Robert yang sedang di ya begitulah.....
            “ Bang, oyang bang...” ucap Mili tiba-tiba.
            Merasa dirangsang, Robert serasa berada di atas angin. Dia menggoyangkan pinggulnya, ke kanan, ke kiri, ke depan dan ke belakang.
            “ Bang oyaaaang...” Desah Mili lagi tak jelas.
            “ Iya, ini khan sudah di’oyang sayang...”
            Mili marah, dijauhkannya dengan paksa wajahnya dari selakangan Robert. “ Itu bang!!! Orang!!!! bukan goyang!!!!” teriaknya dengan menunjuk ke arah jendela kamar Robert. Para tetangga yang terdiri dari ibu-ibu dan Pak RT telah berdiri disana memperhatikan mereka.
            Alangkah terkejutnya Robert melihat kamarnya sudah dikepung warga. Muka kedua remaja itu memerah bagaikan kepiting yang dimasukan ke dalam air mendidih, ditiriskan, lalu dimasukan ke dalam air mendidih lagi, didinginkan dan dimasukan ke dalam air mendidih lagi. Dengan pasrah Robert segera memakai celananya dan mereka pun diarak ke kantor polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
            Well, lain kali jangan lupa tutup pintu dan jendela sebelum melakukan hal tak senonoh. Dan jangan lupa melepaskan segala sesuatu yang ada di mulut dulu supaya bicara jelas dan tak menjadi miss komunikasi -_-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar