Kucingku,
Ikanku dan Aku
Setiap malam Mono selalu meluangkan
waktu untuk bercakap cakap dengan Nichole dan Jeniffer, kucing dan ikan
peliharaannya. “Aku bangga dan sayang banget sama kalian” ucapnya suatu ketika
pada Tom dan Jon, panggilan akrab peliharaannya itu. Memang tidak nyambung
antara nama dan panggilan kedua hewan itu. Tapi seperti kata Bondan Prakoso
bahwa “ya sudahlah” maka ya sudahlah.
“Kalian eksotis dan cantik ! i love
everything di setiap yang ada pada kalian !” Mono membelai lembut bulu Tom
sambil sesekali mengusap usap pantat Jon.
“ semuanya yang ada pada kalian indah. Bahkan nama kalian lebih indah
daripada nama kedua orangtuaku. “ ujar Mono sambil masih mengusap dua hewannya
yang diam itu.
Mono memperlakukan kedua hewannya
dengan sangat berprikehewani. Bahkan terkadang perlakuannya melebihi manusia.
Jika Mono minum susu, maka Tom dan Jon juga akan diberinya susu. Yang kemudian
Mono juga terpaksa menguras kolam susunya yang berisi Jon. Jika Mono makan
enak, seperti pizza, maka akan disisihkannya sebagian untum Tom dan Jon.
Meskipun kemudian Mono harus kembali menguras kolam pizanya. Begitu terus
selanjutnya sampai mungkin Jon ingin berteriak ,” Sudah Tuan!! Kumohon kau
jangan makan apa-apa lagi!!!! Aku tak mau kulitku yang sensitif ini menjadi
pedih, luka dan iritasi akibat tingkah bodohmu!!!!!!”
Bagaimanapun juga kedua hewan itu
adalah pelipur laranya dikala jomblo seperti ini. Hanya mereka yang bisa
menghilangkan kesepian Mono. Dimana semua wanita menjauhi Mono karena jijik,
tetapi dua hewan berkelamin wanita ini tetap setia dan tak menjauhi Mono.
Walaupun mungkin dalam hati mereka sebenarnya berontak dan ingin pergi.
Begitulah Mono, sejak mengalami
patah hati untuk ke 86 kalinya itu, sekarang dia jadi berperilaku aneh.
Terakhir kali dia naksir seorang wanita, langsung ditolak mentah – mentah
karena Mono bukannya memberi hadiah emas, berlian atau minimal baju baru, tapi
Mono malah memberi hadiah sebuah kolor bekasnya.
Ketika sang wanita incarannya
menanyakan, Mono menjelaskan, “ aku pernah baca novel nonfiksi yang mengatakan
bahwa mengusap jerawat dengan kolor akan menyembuhkannya. Karena aku lihat ada
jerawat di jidat kamu, jadi aku pikir ini bisa bantu kamu sembuhin itu.” Jelas
Mono dengan wajah tak berdosa.
Kontan saja sang wanita merasa
tersinggung, tersudutkan, terhina dan ter yang lain-lain. Ditamparnya Mono dan
dilemparkannya kolor yang bau itu ke wajah Mono.
“Jangan pernah temui atau hubungi
aku lagi!” teriaknya.
Dan sejak saat itu Mono mengurung
diri di kamar. Menghabiskan waktunya dengan melamun dan bermain dengan dua
peliharaan barunya.
“ Eh kucing sama ikan baru!” ujar
David sahabat kosnya saat masuk ke kamar Mono.
“ Beli dimana nih!! Kaya’nya mahal.”
Ujarnya lagi sambil memperhatikan kedua hewan itu.
“ Itu nyuri di petshop ujung jalan
sana lho!” Mono berujar dengan Percaya Diri.
“ Wuihhh keren!!! Sukses??”
“ Ya sukseslah. Kalo ga sukses
mereka ga ada disini. Malah aku yang ada di balik jeruji dengan tuduhan pasal
382 tentang pemerkosaan. #eh
Hingga suatu sore, Mono pamit pada
kedua hewannya itu. “ Maaf, harus pergi. Tapi aku pergi tak kan lama. Aku pasti
kembali. “ Ujar Mono dengan mimik sedih sambil membelai tengkuk Tom dan
mengusap dada Jon.
Dengan seragam futsal dan sepatu
renang di tangannya. Oh bukan, seragam dan sepatu futsal, dia melangkahkan kaki
keluar dari kamar kos’nya. Kurang lebih 3 jam pergi, akhirnya Mono pulang
dengan dogfood di tangannya, spesial untuk Tom dan Jon.
Saat hendak diberikannya pada dua
belahan hatinya itu, Mono terkejut karena kedua hewannya tengah diam tak
bergerak dan tak berdaya.
“ Kalian jangan bercanda!” teriak
Mono sambil menggoyang-goyangkan pinggul Tom dan Jon. Yang disentil pinggangnya
pun hanya diam.
“ Ayolah bangun!!! Kalian pasti pura
– pura mati!!!” Mono mengguncang dada Tom dan Jon. Yang keduanya masih diam.
Setelah satu malaman berusaha
membangunkan kedua hewannya, akhirnya Mono menyerah dan percaya bahwa kedua
hewannya telah mati. Maka amat hancurlah hatinya saat itu. Kedua hewan yang
dicurinya dari pet shop, dirawat dan disayanginya sejak lima hari yang lalu itu
tega meninggalkannya seorang diri. Dan mereka meninggalkan Mono secara
bersamaan! Ini dirasa sangat tidak adil bagi Mono. Ingin rasanya dia marah pada
Tuhan, tapi tak berani. Dia hanya menangis tersedu dengan hati yang pilu.
Ditatapnya kedua tubuh di hadapannya
sudah tak bernyawa. Tampak kedua leher Tom dan Jon membiru. Wajah keduanya
pucat pasi. Ada kemungkinan mereka sama – sama tidak mendapat oksigen selama
beberapa waktu yang lama. Mungkin mereka menahan nafas masing-masing sampai
akhirnya wafat. Dan begitulah, mereka sama – sama memilih mengakhiri hidupnya
dan mati mungkin karena jijik mempunyai majikan seperti Mono.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar