Betty’ku
Betty’mu
Jika ada ungkapan buah jatuh tak
jauh dari pohonnya, maka ungkapan itu adalah benar ! Ruben, adalah seorang anak
konglomerat, yang sudah terbiasa menjadi kaya sejak bayi. Papahnya seorang
koruptor sukses yang kekayaannya tidak akan habis empat turunan. Karena Ruben
adalah turunan pertama, maka dia masih merasakan kaya. Namun kekayaannya tidak
dimanfaatkannya untuk menumpas kejahatan dan membela kebenaran, melainkan dia
tetap saja berfoya foya.
Hoby’nya adalah jatuh di jalan.
Hehehe. Bukan. Hoby’nya adalah menghabiskan uang dengan membeli barang tidak
penting seperti wanita, obat-obatan, minuman keras dll. Suatu malam sehabis
gaul dengan teman-temannya, Ruben merasa bahwa sudah lama tidak melampiaskan
hasratnya. Karena sedang tidak punya pacar, Ruben pun memutuskan mencari mantan
teman tidurnya yang merupakan PSK kelas atas. Karena sekali tidur dengannya,
harus mengeluarkan kocek sama dengan gaji seorang pegawai negri selama setengah
bulan.
Hal itu dikarenakan jam terbang yang
sudah tinggi dan penampilan yang wawwwww. Kecantikan dan tubuhnya tak kalah
dengan artis papan atas. Namanya Betty, dengan tinggi 170an dan badan yang sexy
membuat daya tariknya dapat memikat siapa saja. Kulitnya putih, rambutnya
pirang, hidungnya ramping dan mancung, bibirnya sexy. Sempurna ! Itulah
sebabnya sejak awal berkarier, Betty hanya mau melayani orang-orang tertentu.
Bukan sembarang tamu yang mau dia layani.
Tapi walaupun jam terbang Betty
tinggi, untuk bisa berkencan dengannya tidaklah susah dan ribet. Betty adalah
PSK Independent dan hidup secara swasembada. Dia berdiri sendiri tanpa ‘mami’
dan membiayai atau menanggung semuanya dengan mandiri. Jadi untuk mendapatkan
service’nya kita cukup menghubungi Betty langsung. Kalau dia sedang tidak sibuk
maka bisa langsung Oke saat itu juga.
Malam itu, bermodal dompet tebal,
Ruben memacu mobilnya ke arah sebuah hotel yang sudah ditunjuk Betty. Setelah
menunggu 15 menit, akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga. Maka riang’lah
hati Ruben. Setelah memeluk dan mengecup sang bidadari, Ruben segera membelai
dan memulai permainan. Akhirnya mereka berdua larut dalam lautan asmara yang
bergejolak. Sampai beberapa jam kemudian Betty minta diakhiri kencan malam itu
setelah mendapat sebuah sms.
“ Maaf Honey, udahan ya....” desah
Betty manja merayu pada Ruben.
“ Ga mau udahan.” Jawab Ruben
se’enaknya. Namun Betty bersikukuh minta diakhiri. “ Kenapa? Ada yang berani
bayar kamu lebih dari aku? Ada yang ngasih kamu tawaran banyak? Iya!!!!” bentak
Ruben dengan angkuh dan sombongnya.”
“ Iya.” Jawab Betty santai.
Mendengar hal itu Ruben hanya diam tak berdaya karena dia mau membayar lebih
tidak mungkin. Uang di dompetnya hanya cukup untuk sekali kencan. Akhirnya
dengan pasrah Ruben merelakan sang bidadari kasurnya pergi.
“ Kalo gitu aku bayarnya di discon
ya beby.” Rengek Ruben manja sambil mengelus elus lengan Betty dengan kedua
tangannya layaknya anak kecil tengah merengek pada ibunya.
“ Apa????!!!! Ya begini ni kalo
mainnya sama anak kuliah! Ya udah sini!!!”
Ruben pun memberikan bayaran yang
tak utuh seperti janji di awal. Betty pun tak mempermasalahkannya karena dia
akan mendapat klien yang lebih menggiurkan setelah ini. Betty meninggalkan
meninggalkan Ruben dalam kamar hotel sendirian.
Ruben yang tergugah rasa penasaran,
berniat mengikuti Betty. Segera dipakainya pakaian dan diambilnya semua
barang-barangnya. Dengan setengah berlari dia keluar kamar dan langsung turun
ke loby. Dilihatnya Betty sedang menyebrang jalan. Maka segera disusulah sang
bidadarinya. Namun alangkah terkejutnya Ruben saat dia mendapati Betty berjalan
menuju sebuah mobil yang plat nya tak asing bagi Ruben.
“ Mobil Pak Ustad!!!!” teriaknya
panik.
“ Itu khan mobil Pak Ustad!!!!
Tetanggaku!!! Tidak mungkin!!!!! Ini tidak mungkin!!!! Mana mungkin ini terjadi!!!!!
Tidaaaaakkkkkkkkkk!!!!!!!!!!!!!!!!!”
Ruben langsung berlari ke seberang
jalan dan melompat ke depan mobil. Dihardiknya mobil itu. Dipukulnya keras kap
depan mobil. Betty yang baru saja masuk mobil kaget dengan tindakan Ruben.
“ Keluar kalian!!! Ini tidak boleh
dibiarkan!!!” teriaknya lagi. Namun dua penghuni mobil tetap tidak keluar.
Akhirnya Ruben berjalan ke sisi samping mobil dan menggedor-gedor keras jendela
mobil. “ Keluar kau Pak!!!” teriaknya. Namun berkali kali Ruben menggedor –
gedor sambil teriak, tetap tak direspon.
Mungkin karena risih mendengar
teriakan Ruben yang suaranya jelek itu, dan takut menarik perhatian orang-orang
sekitar, akhirnya jendela sisi supir terbuka. Dengan wajah siap mengumpat,
Ruben memelototkan matanya pada dalam mobil, dan dia sangat terkejut.
“ PAPA!!!!!!” teriaknya saat melihat
papanya berada di belakang kemudi mobil dan Betty di sampingnya.
“ Papa!!!!!!” teriaknya lagi.
“ Papa!!!!!!” Ruben berteriak lagi.
Sampai kira-kira lima kali. “ Apa yang Papa lakukan sama Betty?!!!”
Papanya salah tingkah dan serba
salah dan tak mampu menjawab.
“ Kenapa mobil ini bisa di
papa?!!!!!” hardik Ruben lagi.
Kali ini papanya menjawab. “ Pak
Ustad menitipannya pada papa selama satu minggu karena beliau harus keluar
kota. Karena mobil papa masuk bengkel, jadi pinjam sebentar.” Jelas papa dengan
malu-malu anjing.
“ Lalu Betty???!!!! Jadi selama ini
Papa ada main dengan Betty???!!!” Hardik Ruben lagi.
“ Kamu sendiri???? Kamu ini sadar
tidak dengan apa yang kamu lakukan!!!” Papanya sekarang ganti marah.
Namun karena sama-sama salah dan
malu akhirnya kedua lelaki itu hanya diam dan sama – sama tak membahas lagi
kejadian itu. Oh Bettyku ternyata Betty papaku juga........