welcome to the freak world

hidup akan terasa lebih indah jika kita sudah mampu mentertawakan diri sendiri

Selasa, 24 Januari 2012

Betty’ku Betty’mu


Betty’ku Betty’mu

            Jika ada ungkapan buah jatuh tak jauh dari pohonnya, maka ungkapan itu adalah benar ! Ruben, adalah seorang anak konglomerat, yang sudah terbiasa menjadi kaya sejak bayi. Papahnya seorang koruptor sukses yang kekayaannya tidak akan habis empat turunan. Karena Ruben adalah turunan pertama, maka dia masih merasakan kaya. Namun kekayaannya tidak dimanfaatkannya untuk menumpas kejahatan dan membela kebenaran, melainkan dia tetap saja berfoya foya.
            Hoby’nya adalah jatuh di jalan. Hehehe. Bukan. Hoby’nya adalah menghabiskan uang dengan membeli barang tidak penting seperti wanita, obat-obatan, minuman keras dll. Suatu malam sehabis gaul dengan teman-temannya, Ruben merasa bahwa sudah lama tidak melampiaskan hasratnya. Karena sedang tidak punya pacar, Ruben pun memutuskan mencari mantan teman tidurnya yang merupakan PSK kelas atas. Karena sekali tidur dengannya, harus mengeluarkan kocek sama dengan gaji seorang pegawai negri selama setengah bulan.
            Hal itu dikarenakan jam terbang yang sudah tinggi dan penampilan yang wawwwww. Kecantikan dan tubuhnya tak kalah dengan artis papan atas. Namanya Betty, dengan tinggi 170an dan badan yang sexy membuat daya tariknya dapat memikat siapa saja. Kulitnya putih, rambutnya pirang, hidungnya ramping dan mancung, bibirnya sexy. Sempurna ! Itulah sebabnya sejak awal berkarier, Betty hanya mau melayani orang-orang tertentu. Bukan sembarang tamu yang mau dia layani.
            Tapi walaupun jam terbang Betty tinggi, untuk bisa berkencan dengannya tidaklah susah dan ribet. Betty adalah PSK Independent dan hidup secara swasembada. Dia berdiri sendiri tanpa ‘mami’ dan membiayai atau menanggung semuanya dengan mandiri. Jadi untuk mendapatkan service’nya kita cukup menghubungi Betty langsung. Kalau dia sedang tidak sibuk maka bisa langsung Oke saat itu juga.
            Malam itu, bermodal dompet tebal, Ruben memacu mobilnya ke arah sebuah hotel yang sudah ditunjuk Betty. Setelah menunggu 15 menit, akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga. Maka riang’lah hati Ruben. Setelah memeluk dan mengecup sang bidadari, Ruben segera membelai dan memulai permainan. Akhirnya mereka berdua larut dalam lautan asmara yang bergejolak. Sampai beberapa jam kemudian Betty minta diakhiri kencan malam itu setelah mendapat sebuah sms.
            “ Maaf Honey, udahan ya....” desah Betty manja merayu pada Ruben.
            “ Ga mau udahan.” Jawab Ruben se’enaknya. Namun Betty bersikukuh minta diakhiri. “ Kenapa? Ada yang berani bayar kamu lebih dari aku? Ada yang ngasih kamu tawaran banyak? Iya!!!!” bentak Ruben dengan angkuh dan sombongnya.”
            “ Iya.” Jawab Betty santai. Mendengar hal itu Ruben hanya diam tak berdaya karena dia mau membayar lebih tidak mungkin. Uang di dompetnya hanya cukup untuk sekali kencan. Akhirnya dengan pasrah Ruben merelakan sang bidadari kasurnya pergi.
            “ Kalo gitu aku bayarnya di discon ya beby.” Rengek Ruben manja sambil mengelus elus lengan Betty dengan kedua tangannya layaknya anak kecil tengah merengek pada ibunya.
            “ Apa????!!!! Ya begini ni kalo mainnya sama anak kuliah! Ya udah sini!!!”
            Ruben pun memberikan bayaran yang tak utuh seperti janji di awal. Betty pun tak mempermasalahkannya karena dia akan mendapat klien yang lebih menggiurkan setelah ini. Betty meninggalkan meninggalkan Ruben dalam kamar hotel sendirian.
            Ruben yang tergugah rasa penasaran, berniat mengikuti Betty. Segera dipakainya pakaian dan diambilnya semua barang-barangnya. Dengan setengah berlari dia keluar kamar dan langsung turun ke loby. Dilihatnya Betty sedang menyebrang jalan. Maka segera disusulah sang bidadarinya. Namun alangkah terkejutnya Ruben saat dia mendapati Betty berjalan menuju sebuah mobil yang plat nya tak asing bagi Ruben.
            “ Mobil Pak Ustad!!!!” teriaknya panik.
            “ Itu khan mobil Pak Ustad!!!! Tetanggaku!!! Tidak mungkin!!!!! Ini tidak mungkin!!!! Mana mungkin ini terjadi!!!!! Tidaaaaakkkkkkkkkk!!!!!!!!!!!!!!!!!”
            Ruben langsung berlari ke seberang jalan dan melompat ke depan mobil. Dihardiknya mobil itu. Dipukulnya keras kap depan mobil. Betty yang baru saja masuk mobil kaget dengan tindakan Ruben.
            “ Keluar kalian!!! Ini tidak boleh dibiarkan!!!” teriaknya lagi. Namun dua penghuni mobil tetap tidak keluar. Akhirnya Ruben berjalan ke sisi samping mobil dan menggedor-gedor keras jendela mobil. “ Keluar kau Pak!!!” teriaknya. Namun berkali kali Ruben menggedor – gedor sambil teriak, tetap tak direspon.
            Mungkin karena risih mendengar teriakan Ruben yang suaranya jelek itu, dan takut menarik perhatian orang-orang sekitar, akhirnya jendela sisi supir terbuka. Dengan wajah siap mengumpat, Ruben memelototkan matanya pada dalam mobil, dan dia sangat terkejut.
            “ PAPA!!!!!!” teriaknya saat melihat papanya berada di belakang kemudi mobil dan Betty di sampingnya.
            “ Papa!!!!!!” teriaknya lagi.
            “ Papa!!!!!!” Ruben berteriak lagi. Sampai kira-kira lima kali. “ Apa yang Papa lakukan sama Betty?!!!”
            Papanya salah tingkah dan serba salah dan tak mampu menjawab.
            “ Kenapa mobil ini bisa di papa?!!!!!” hardik Ruben lagi.
            Kali ini papanya menjawab. “ Pak Ustad menitipannya pada papa selama satu minggu karena beliau harus keluar kota. Karena mobil papa masuk bengkel, jadi pinjam sebentar.” Jelas papa dengan malu-malu anjing.
            “ Lalu Betty???!!!! Jadi selama ini Papa ada main dengan Betty???!!!” Hardik Ruben lagi.
            “ Kamu sendiri???? Kamu ini sadar tidak dengan apa yang kamu lakukan!!!” Papanya sekarang ganti marah.
            Namun karena sama-sama salah dan malu akhirnya kedua lelaki itu hanya diam dan sama – sama tak membahas lagi kejadian itu. Oh Bettyku ternyata Betty papaku juga........

Tragedi “Welcome”

Tragedi “Welcome”

            Di jaman krisis dan ekonomi sulit seperti sekarang ini, membuat orang-orang rela melakukan berbagai cara dan upaya untuk tetap dapat bertahan hidup. Diantaranya dengan mengemis, korupsi, menipu, merampok, membunuh, mencuri dll. Namun yang dilakukan Boim hanyalah mencuri. Dan itu dilakukannya pada saat awal bulan ramadhan. Dan nampaknya ungkapan bahwa pada bulan suci semua setan dirantai, adalah tidak berlaku pada Boim dan setan yang bersemayam dalam dirinya.
            Boim yang sudah hampir satu minggu ini tidak merokok dan mabuk merasa gundah gulana dan kalau kata anak-anak jaman sekarang, dia sedang mengalami galau. Ketidak merokokan dan ketidak mabukannya itu bukan karena ia ingin menjalani pola kehidupan sehat, melainkan karena dia tidak punya uang. Pekerjaan dan pasangan yang tidak dimilikinya di umur kepala tiga itu membuatnya tersiksa, terpukul, malu, skeptis, optimis dan pesimis . Karena permasalahan bagi seorang laki-laki adalah uang dan wanita. Jika seorang lelaki tak punya uang, dia masih punya pacar atau wanita yang bisa menenangkan atau menghiburnya. Begitu pula jika dia memiliki uang, dia bisa mendapatkan wanita dengan jajan. Eh, salah, begitu pula jika dia tidak memiliki pasangan, setidaknya dia bisa foya-foya untuk menghibur diri dengan uang.
            Saat itu dini hari, Boim yang tidak memiliki hobi dan keahlian apa-apa itu sedang berjalan pulang dari pasar. Bukan untuk belanja sayur, melainkan survey apa yang bisa dicurinya. Namun hasilnya nihil. Di pasar, dia tidak mendapatkan mood untuk mencuri sesuatu. Entah itu sekedar sepotong cabai atau tomat, atau sebutir beras.
            Dengan wajah kusut seperti orang yang sudah lima hari tidak buang air besar, Boim melangkahkan kakinya dengan gontai. Ditendangnya apa saja yang ada di depannya. Mula-mula kerikil kecil, bekas kaleng minuman, dan yang terakhir “ Aaaaaaauuuuwwwwwwwwww!!!!!” boim berteriak keras. Sebuah batu besar baru saja ditendangnya. Boim tidak menyalahkan batu itu, melainkan menyalahkan matanya sendiri yang disebutnya picik!
            “ My eyes so fuck and damn!!!!” umpatannya terdengar sedikit intelek dengan bahasa asing.
            Setelah mengelus perlahan ujung jempol kakinya yang tadi terantuk batu, Boim segera melangkah lagi. Dibiarkannya jempol kakinya yang berdarah dengan kuku panjang yang membelah dan menjijikan.
            Dan tiba-tiba dia mencium aroma makanan lezat dari rumah – rumah warga yang dilewatinya. Sampai dia mencium aroma ikan bakar yang yummy itu. Dipejamkan matanya sesaat dan dibayangkannya menyantap ikan bakar dengan sambal super pedas. Dan huhhh, membayangkannya saja cacing diperutnya sudah berontak. Boim pun berencana melakukan sesuatu yang menghasilkan uang supaya bisa makan enak. Di depan sebuah mushola, dia berhenti. Menatap dalam ke arah mushola itu.
“ Yipaaaa!!!!!” serunya tiba – tiba dengan girang. Boim pun segera masuk ke arah mushola. Namun bukannya mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat, dia malah melihat sekitar dan mengendap ke dalam mushola.
            “ Mushola macam apa ini!” serunya saat tak melihat kotak amal yang menjadi incarannya. Boim melepas sandalnya dan masuk melewati batas suci. Di dalam mushola, dia terpaku dengan tatapan ke depan mimbar.
 “ Ya Tuhan...” ujarnya takjub dengan kedua tangan menggenggam di depan dada. Matanya berbinar, senyuman merekah di bibirnya. Rambutnya yang keriting tiba-tiba jadi lurus. Oh kalau yang ini tidak. Hehehe.
            “ Kotak amal, i find u.” Ujarnya seraya mendekat ke kotak amal yang terletak di samping mimbar. Dipeluknya kotak itu sesaat, lalu dilepaskannya lagi. “ Benar kata lagu seorang bule, “ Insya Allah, you’ll find a way. Dan sekarang Tuhan kasih jalan!!!! Aku temukan kotak ajaib ini!!!yeahhhh!!!!” boim mengepalkan tangannya ke atas, dan sekali lagi berseru “ yeahh!!!!”
            Dengan semangat membara di dada, diraihnya kotak kecil itu. Namun harapannya segera pupus dan terbuang sia-sia, larut bersama kekecewaannya saat mendapati kotak itu ternyata, ternyata dan ternyata, kosong melompong! Boim ingin menangis tapi dia malu. Boim ingin teriak tapi dia ragu. Boim ingin mengeluh pada Tuhan tapi dia gengsi. Akhirnya boim hanya meninggalkan kotak itu sendirian lagi di dalam mushola.
            Dengan kepala tertunduk dan bawah bibir yang dimonyongkan, Boim beranjak keluar mushola. Saat sedang memakai sandalnya, ujung kuku jempol kakinya yang membelah menyangkut pada sebuah keset bertuliskan wellcome. Dan mungkin istilah tak ada rotan, akarpun jadi itu adalah bukan omongkosong. Boim yang sering mendengar istilah itu sewaktu pelajaran bahasa Indonesia di SD segera berniat melaksanakannya. Diambilnya tiga jejeran keset itu, digulungnya menjadi satu dan segera diangkutnya dengan kedua tangannya.
            Boim melangkah santai dan sangat pelan. Dia tak sadar dirinya dalam bahaya, dia lupa bahwa hari itu adalah hari pertama puasa. Dimana warga akan bangun dini hari untuk berkeliling membangunkan sahur dan ke mushola. Dia tak menyadari bahwa dua orang hansip sedari tadi mengamatinya dari celah pepohonan.
            “ Berhenti kamu , maling !” sergah seorang hansip yang mendadak melompat di depan Boim.
            Boim terperanjat kaget. Bibirnya bergetar, matanya berair. “ Maaf Pak Hansip. Saya Cuma iseng ngambil keset.”
            “ Untuk apa keset itu! “ bentak seorang hansip yang lain.
            “ Dijual pak, adanya ini, jadi saya Cuma ambil ini. Ga punya duit pak, kasihan.”
            Ekpresi Boim memelas, tubuhnya yang kurus dan wajahnya yang jelek akhirnya membuat kedua hansip itu iba. Namun mencuri tetaplah salah, maka Boim tetap diproses secara hukum dengan tuduhan mengambil prasarana umum dan tempat ibadah berupa tiga buah keset yang sudah usang.
             
           
           

Senin, 23 Januari 2012

Kucingku, Ikanku dan Aku


Kucingku, Ikanku dan Aku

            Setiap malam Mono selalu meluangkan waktu untuk bercakap cakap dengan Nichole dan Jeniffer, kucing dan ikan peliharaannya. “Aku bangga dan sayang banget sama kalian” ucapnya suatu ketika pada Tom dan Jon, panggilan akrab peliharaannya itu. Memang tidak nyambung antara nama dan panggilan kedua hewan itu. Tapi seperti kata Bondan Prakoso bahwa “ya sudahlah” maka ya sudahlah.
            “Kalian eksotis dan cantik ! i love everything di setiap yang ada pada kalian !” Mono membelai lembut bulu Tom sambil sesekali mengusap usap pantat Jon.  “ semuanya yang ada pada kalian indah. Bahkan nama kalian lebih indah daripada nama kedua orangtuaku. “ ujar Mono sambil masih mengusap dua hewannya yang diam itu.
            Mono memperlakukan kedua hewannya dengan sangat berprikehewani. Bahkan terkadang perlakuannya melebihi manusia. Jika Mono minum susu, maka Tom dan Jon juga akan diberinya susu. Yang kemudian Mono juga terpaksa menguras kolam susunya yang berisi Jon. Jika Mono makan enak, seperti pizza, maka akan disisihkannya sebagian untum Tom dan Jon. Meskipun kemudian Mono harus kembali menguras kolam pizanya. Begitu terus selanjutnya sampai mungkin Jon ingin berteriak ,” Sudah Tuan!! Kumohon kau jangan makan apa-apa lagi!!!! Aku tak mau kulitku yang sensitif ini menjadi pedih, luka dan iritasi akibat tingkah bodohmu!!!!!!”
            Bagaimanapun juga kedua hewan itu adalah pelipur laranya dikala jomblo seperti ini. Hanya mereka yang bisa menghilangkan kesepian Mono. Dimana semua wanita menjauhi Mono karena jijik, tetapi dua hewan berkelamin wanita ini tetap setia dan tak menjauhi Mono. Walaupun mungkin dalam hati mereka sebenarnya berontak dan ingin pergi.
            Begitulah Mono, sejak mengalami patah hati untuk ke 86 kalinya itu, sekarang dia jadi berperilaku aneh. Terakhir kali dia naksir seorang wanita, langsung ditolak mentah – mentah karena Mono bukannya memberi hadiah emas, berlian atau minimal baju baru, tapi Mono malah memberi hadiah sebuah kolor bekasnya.
            Ketika sang wanita incarannya menanyakan, Mono menjelaskan, “ aku pernah baca novel nonfiksi yang mengatakan bahwa mengusap jerawat dengan kolor akan menyembuhkannya. Karena aku lihat ada jerawat di jidat kamu, jadi aku pikir ini bisa bantu kamu sembuhin itu.” Jelas Mono dengan wajah tak berdosa.
            Kontan saja sang wanita merasa tersinggung, tersudutkan, terhina dan ter yang lain-lain. Ditamparnya Mono dan dilemparkannya kolor yang bau itu ke wajah Mono.
            “Jangan pernah temui atau hubungi aku lagi!” teriaknya.
            Dan sejak saat itu Mono mengurung diri di kamar. Menghabiskan waktunya dengan melamun dan bermain dengan dua peliharaan barunya.
            “ Eh kucing sama ikan baru!” ujar David sahabat kosnya saat masuk ke kamar Mono.
            “ Beli dimana nih!! Kaya’nya mahal.” Ujarnya lagi sambil memperhatikan kedua hewan itu.
            “ Itu nyuri di petshop ujung jalan sana lho!” Mono berujar dengan Percaya Diri.
            “ Wuihhh keren!!! Sukses??”
            “ Ya sukseslah. Kalo ga sukses mereka ga ada disini. Malah aku yang ada di balik jeruji dengan tuduhan pasal 382 tentang pemerkosaan. #eh
            Hingga suatu sore, Mono pamit pada kedua hewannya itu. “ Maaf, harus pergi. Tapi aku pergi tak kan lama. Aku pasti kembali. “ Ujar Mono dengan mimik sedih sambil membelai tengkuk Tom dan mengusap dada Jon.
            Dengan seragam futsal dan sepatu renang di tangannya. Oh bukan, seragam dan sepatu futsal, dia melangkahkan kaki keluar dari kamar kos’nya. Kurang lebih 3 jam pergi, akhirnya Mono pulang dengan dogfood di tangannya, spesial untuk Tom dan Jon.
            Saat hendak diberikannya pada dua belahan hatinya itu, Mono terkejut karena kedua hewannya tengah diam tak bergerak dan tak berdaya.
            “ Kalian jangan bercanda!” teriak Mono sambil menggoyang-goyangkan pinggul Tom dan Jon. Yang disentil pinggangnya pun hanya diam.
            “ Ayolah bangun!!! Kalian pasti pura – pura mati!!!” Mono mengguncang dada Tom dan Jon. Yang keduanya masih diam.
            Setelah satu malaman berusaha membangunkan kedua hewannya, akhirnya Mono menyerah dan percaya bahwa kedua hewannya telah mati. Maka amat hancurlah hatinya saat itu. Kedua hewan yang dicurinya dari pet shop, dirawat dan disayanginya sejak lima hari yang lalu itu tega meninggalkannya seorang diri. Dan mereka meninggalkan Mono secara bersamaan! Ini dirasa sangat tidak adil bagi Mono. Ingin rasanya dia marah pada Tuhan, tapi tak berani. Dia hanya menangis tersedu dengan hati yang pilu.
            Ditatapnya kedua tubuh di hadapannya sudah tak bernyawa. Tampak kedua leher Tom dan Jon membiru. Wajah keduanya pucat pasi. Ada kemungkinan mereka sama – sama tidak mendapat oksigen selama beberapa waktu yang lama. Mungkin mereka menahan nafas masing-masing sampai akhirnya wafat. Dan begitulah, mereka sama – sama memilih mengakhiri hidupnya dan mati mungkin karena jijik mempunyai majikan seperti Mono.  
             


           

Lupa pangkal Putus


Lupa pangkal Putus

            Berhati-hatilah kalian wahai para lelaki yang bersikap idealis, optimis, skeptis dan atheis. Perlu mungkin bagi para lelaki untuk memperhatikan hal-hal kecil atau sepele dalam hidup. Seperti ada pepatah “ jadikanlah pengalaman sebagai gurumu.” Maka hal ini kita perlu berguru pada pengalaman supaya kita tumbuh menjadi generasi yang cerdas, gagah dan berwibawa.
            “ Huniiii, adik aku dan temen-temennya minta kamu bikinin aransemen lagu buat kontes di SMA nya.” Rengek Rini kekasih dan pujaan hati Dino. Dino yang merupakan gitaris cukup terpandang di desanya itu. Hehehe. Ya, Dino cukup berbakat dan terkenal, setidaknya di kampusnya. Walaupun dia tak seterkenal Eno Netral atau Titi Sjuman. Hmmm... tapi Dino gitaris, bukan drummer! Well, walaupun Dino tak seterkenal Dara The Virgin atau Sunu Matta, tapi dia tetap lumayan lah orang yang mengenalnya sebagai pencipta lagu yang handal. Yeah !!!!
            “ Oh ya, project lagi nih! Tentu sayang, walaupun ga dibayar, tapi aku rela lakuin kalo demi kamu.” Ucap Dino dengan kemantapan hati serasa di atas awan.
            “ Hah? Bener nih, duh padahal udah disiapin Fee’ nya. Kalo gitu buat aku beli baju aja ya sayang.” Rengek Rini manja mendayu-dayu.
            “ Oh, udah disiapin ya bayarannya. Ya kalo gitu aku terima donk. Namanya itu rejeki.” Rinny mendadak diam. Seketika kesan idealis, skeptis dan atraktif Dino berubah menjadi mata duitan.
            “ Iya, tapi minggu depan harus fix ya. Soalnya ini buat kontes tingkat provinsi lho!”
            Dino meng-iyakan dengan manggut-manggut dan senyum lebar tersungging di bibirnya yang tidak seksi itu.
            Usut punya usut ternyata Dino tetap santai dan beraktivitas seperti bisa sampai tujuh hari ke depan. Saat sedang menjemur kolor di kos, Rinny datang untuk menagih janji Dino membuatkan lagu.
            “ Astaga!!! Aku lupa beib!!!! Gimana nih!” dino berteriak panik! Rinny tak kalah panik! Mereka berdua sama-sama panik!
            “ Aduh gimana nih,?! Telfon ambulan! Cepat!” oh engga. Hehehe
            Rinny tampak sebal, mukanya seperti dilipat dan ditarik ke satu arah yaitu hidung. Matanya melotot tajam seolah-olah siap memangsa apa-pun yang ada di depannya. Namun dengan sigap Dino langsung berkelit dan memberikan semilyar alasan dan rayuan maut yang akhirnya membuat rinny luluh lantak.
            “ Ya udahlah, mau gimana lagi. Ntar aku bikin alasan deh sama adik.” Ucap Rinny mengakhiri kepanikan mereka. Dino lega, hubungan mereka pun kembali membaik setelah melewati klimaks dalam kepanikan.
            “ Sekali lagi im sory beib.” Wajah Dino memelas seakan belum makan selama tujuh tahun.
            “ Ya udah, lupain aja. Kalo gitu aku balik dulu, mau kasih alasan ke adik. Tar kamu jemput aku kuliah ya, jam 13.00! Jangan lupa !”
            “ Siap nona cantik.”
            Rinny pun berlalu meninggalkan Dino seorang diri yang masih menjemur kolornya. Pukul  13.30 HP Dino berdering berulang-ulang. Membuat Dino yang sedang makan nasi goreng semalam buatannya itu menjadi terkaget dan menghentikan sejenak makannya.
            “ Holla...” sapa Dino dengan nada gathel.
            “ Holla apa!!!!! Kamu lupa ya harus ngapain??!!!!” suara di seberang membentak Dino.
            “ Apa’an ya beib?” tanya Dino polos.
            “ Sekarang udah jam berapa!!!! Kamu janji jemput aku kuliah!!!!!!!” dino tak menjawab. Segera ditutupnya telfon dan dengan jahanamnya dia segera berlari dan mengendarai besi tua miliknya ke arah rumah sang pacar.
            Di depan rumah Rinny sudah menunggu dengan wajah marah. Namun akhirnya dia segera duduk di boncengan Dino yang segera membawanya ke kampus. Selama perjalanan Dino mengucapkan puluhan kata maaf dan rayuan. Kali ini puluhan, bukan milyaran kata maaf dan rayu, karena jarak ke kampus yang singkat, maka waktu antara mereka mengobrol pun singkat.
            Bukan Dino namanya kalau tidak bisa meluluhkan hati wanita. Sesampainya di kampus, Rinny turun dari motor dengan tersenyum.
            “ Ya udah jangan diulangi lagi ya.” Rinny berucap manis, semanis madu.
            Setelah berpamitan, kedua sejoli itupun berpisah. Rinny kuliah, dan Dino kembali ke kosnya.
            Malam hari di kos, petaka dimulai. Dino sedang terbaring lemas di kamarnya dengan bertelanjang dada dan hanya mengenakan kolor berwarna kuning.
            “ Sayang, aku bawa makanan nih.” Rinny berujar girang di depan pintu kamar Dino. Tanpa ragu dia membuka pintu kamar itu dan langsung terkejut ! plastik hitam terlepas dari tangannya dan terjatuh di lantai.
            “ Apa-apa’an ini!!!!” teriak Riny.
            “ Apa? Kenapa? Bagaimana? Mengapa? “ dino terperanggah kaget menatap kekasihnya berteriak marah di depan pintu. Belum selesai Dino bertanya, Rinny masuk dan mengangkat sebuah celana dalam wanita berwarna hijau pupus tergeletak di celah kasur dan dinding.
            “ Punya siapa ini!!!!” teriak Rinny sambil mengangkat celana dalam itu ke depan muka Dino. Dino tergagap. Ditatapnya dengan terbata celana dalam itu. Dan tidak bisa menjawabnya. Rinny menangis, dibuangnya celana dalam itu, dia berbalik dan berlari keluar.
            “ Rianti maafin aku !!! aku bisa jelasin!!!” dino mengejar.
            “ Rianti? Siapa itu Rianti!!!” Rinny menghentikan larinya.
            “ Eh maaf lupa, Rinny maksudku.” Dino berkata lirih.
            “ Mulai sekarang kita putus!” teriak Rinny sambil berlari menjaih. Dan dibawah gerimis yang mengundang itu, Riny berlari dengan air yang juga keluar dari matanya. Dan sejak saat itu, Riny tak pernah lagi menginjakan kaki disitu.
            Begitulah, sebenarnya lupa adalah hal yang biasa terjadi dan sangat manusiawi. Semua orang pasti pernah mengalaminya. Lupa menaruh barang, lupa mengerjakan PR, lupa membayar hutang, lupa anak istri, lupa menyimpan celana dalam selingkuhan dan yang terparah lupa nama pacar. Kedua hal yang terakhir itulah yang sangat berbahaya yang bisa menimbulkan putus pada suatu hubungan. So, keep rock’n roll, cheers and beers!!!! #ga nyambung --__--